Inovasi produk dengan memanfaatkan perkembangan teknologi merupakan kesempatan bagi pengelolaan Perguruan Tinggi Berbadan Hukum untuk memaksimalkan hilirisasi. Dengan dukungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, upaya ini diharapkan dapat berjalan sebagaimana yang direncanakan. Universitas Airlangga (UNAIR) berkomitmen dalam penyebarluasan hasil penelitian sivitas akademis yang dapat digunakan secara praktis dalam bentuk produk oleh masyarakat tersebut.
“Beberapa komunikasi dan koordinasi telah dilakukan untuk pengembangan produksi alergen, termasuk dengan Ristekdikti. UNAIR bersama Rumah Sakit Dr. Soetomo menjadikan produk ini sebagai salah satu unggulan,” jelas Wakil Rektor IV Junaidi Khotib pada rapat koordinasi di Lembaga Pengembangan Bisnis dan Inkubasi (LPBI) (26/ 6). Dengan kerjasama ini, fasilitas produksi, data standarisasi, dan uji klinis diharapkan dapat terlaksana sehingga pada tahun 2021 bisa diedarkan ke masyarakat. “Kami rencanakan standart produk dan pengujian dilakukan pada tahun 2019 ini,” sambung dosen Fakultas Farmasi UNAIR ini.
Pada akhir 2019 ini, UNAIR mentargetkan produksi lima varian ekstrak allergen agar dapat diselesaikan. Beberapa cara dilakukan untuk mempercepat proses realisasi ini. “Proses ini memang berurutan. Kami ingin shortcut. Tahun ini kita bisa membuat instrumen terlebih dahulu dan buat produk yang standart,” tutup Junaidi.