Assoc. Prof. Dr. Marissa Grace Haque Fawzi, S.H., M.Hum., M.B.A., M.H., M.Si  atau yang lebih dikenal sebagai aktris bernama Marissa Haque menjadi “bintang” yang menarik perhatian pada acara yang diadakan oleh BPBRIN yang bertempatan di Aula Majapahit Gedung ASEEC kampus B Universitas Airlangga, Rabu (15/5).

Acara ini dibuka oleh Ketua BPBRIN, Prof. Dr. Muhamad Nafik Hadi Ryandono,. S.E., M.Si. mengucapkan terima kasih dan apresiasi pada Marissa Haque yang telah berkenan hadir “semoga setelah ini gelar Associatenya hilang dan berganti menjadi profesor” . Pak Nafik juga menyampaikan bahwa kesiapan halal itu penting sebab sudah menjadi obligatory dan memang wajib dimana indonesia merupakan penduduk negara muslim terbesar di Dunia”

Marissa Haque menjadi narasumber terkait tema Workshop dan Mentoring Peluang dan Tantangan serta Kesiapan Bisnis Halal bagi Start Up terkait besarnya potensi industri halal dan pentingnya sertifikasi Halal . “Industri halal merupakan ,” ujar pemain film zaman 80-an itu.

Dalam kesempatan itu dia juga memuji Universitas Airlangga yang telah melakukan berbagai langkah untuk fokus pada perkembangan Ekonomi Islam dan Insutri Halal pada khususnya hingga mempunyai pusat Halal di Universitas Airlangga “Saya yakin UNAIR dapat memajukan industri halal dan berkontribusi lebih pada kemashlahatan umat demi mencapai falah” katanya.

Marissa mengatakan bahwa harusnya banyak yang berkeinginan menjadi seperti Raymond Chin yang merupakan seorang pengusaha Startup Ternak Uang dimana harus mencontoh sikap dan “agile” dari raymond yang telah mengalami kegagalan hingga 7 kali tersebut agar ditiru oleh para startup dan mengimplementasikan kepada bisnis para startup.

Di akhir penutup acara beliau menyampaikan beberapa kutipan dari Napoleon Bonaparte “Biarkan Tiongkok Tidur, karena ketika dia bangun, dia akan mengguncang dunia. Nah kita harusnya juga punya sendiri ketika islam bangun maka mereka akan mengguncang dunia dengan Industri Halalnya”.

Kehadiran aktris Marissa Haque tak cuma memberikan materi dan tanya jawab kepada para peserta workshop, dia juga didapuk untuk memperagakan alat tes kesehatan kulit wajah dari stem cell Unair.

Berikut ada beberapa dokumentasi kegiatan acara tersebut :
Dokumentasi Acara

BPBRIN berpartisipasi dalam pameran Kampoeng Kreasi yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa . Pameran ke 5 ini, bertempat di Area North Point Royal Plaza, Jl. A.Yani No. 16-18 Surabaya, sejak tanggal 2 – 5 Mei 2024.

BPBRIN mengajak para tenant inkubator bisnis untuk turut serta berpartisipasi dalam kegiatan pameran tersebut beberapa diantaranya adalah :

  • Gyarus,
  • Kopi Celup Gahwi,
  • Castuarine,
  • Vetpicurean,
  • Goolive,
  • Dibie Bronie,
  • Lamalama Indonesia

Serta selain produk inovasi BPBRIN juga mengajak stem cell untuk menawarkan pada pengunjung untuk tes kesehatan kulit wajah gratis beserta testing dari beberapa produk mereka yaitu : Gfs Secret dan Pruallure

Pada tahun 2024 ini, seluruh peserta yang ikut pameran telah terjamin dan memiliki sertifikasi halal, baik produk makanan dan minuman (mamin), serta produk produk kerajinan lainya, seperti handycraft hingga batik, dan fashion.

 

Inkubator Universitas Airlangga (ATAVI) menggelar acara Halal Bi Halal pada Kamis (25/4/2024) di ruang Majapahit, ASEEC Tower di Kampus B Universitas Airlangga. Para tenant, para undangan yang terdiri dari Unit-unit dibawah UNAIR serta ada beberapa pihak undangan dari Bank BSI cabang klampis, Bank BSI cabang Unair, Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank Jatim, Pusat Pengelolaan Dana Sosial (PUSPAS), PT. Dharma Putra Airlangga (DPA), Airlangga Global Traveling (AGT), Pusat Halal Unair.
Acara tersebut didahului dengan pembukaan sesi pemaparan sharing materi yang bertajuk Ekspansi Cerdas : Menavigasi Penambahan Modal untuk Pertumbuhan Bisnis dengan narasumber Ibu Ria Zia Ulfah S.Keb sebagai direktur utama  PT Bayi Bunda Hebat (Bayi Bunda) yang merupakan salah satu tenant binaan dari Inkubator Universitas Airlangga (ATAVI) yang telah exit dan memiliki beberapa cabang usaha.

Selain sesi tanya jawab beberapa tenant binaan inkubator atavi mengadakan sharing session terkait kendala, permasalahan, dinamika dalam dunia usaha di bidang masing-masing. Setelah acara tersebut ditutup oleh ibu Dr. Achsania Hendratmi, SE., M.Si. selaku manajer dari ATAVI untuk mempersilahkan sesi foto bersama dan dilanjut dengan ramah tamah.

Berikut ini beberapa foto kegiatan acara tersebut
HALAL BI HALAL ATAVI

Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN) gelar workshop urgensi sertifikasi produk halal pada Kamis (21/3/2024). Hadir sebagai narasumber Ketua Harian Halal Institute, S.Si M.IP. juga sebagai Direktur Utama PT Lembaga Sertifikasi Porfesi Halal Indonesia.

Pemberlakuan kewajiban sertifikasi halal pada 17 Oktober 2024 mendatang, menjadi landasan workshop ini terselenggara. Kegiatan itu bertujuan mengedukasi pelaku bisnis rintisan sesuai amanat UU No 2 tahun 2022. UU tersebut mewajibkan produk yang masuk, beredar dan diperdagangkan di wilayah Indonesia untuk bersertifikat halal.

SJ Arifin menerangkan, sertifikat halal merupakan pengakuan halal suatu produk berdasarkan fatwa halal tertulis dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Bentuk realisasi UU No 2 tahun 2022 tersebut, Indonesia membangun Jaminan Produk halal (JPH).

“Kata wajib di UU no 2 tahun 2022 ini, membuktikan pemerintah berani untuk membangun sistem jaminan produk halal” ujar Arifin.

Arifin menjelaskan sertifikasi halal dapat memberikan kepastian ketersediaan produk halal bagi konsumen, meningkatkan kepercayaan konsumen dan memenuhi mandatory halal dari pemerintah. Bagi konsumen di indonesia sendiri umumnya akan melihat logo halal suatu produk sebelum membeli.

“Dengan adanya sertifikasi halal negara itu menjamin produk itu halal,” ungkapnya.

Arifin melanjutkan bukan hanya negara-negara islam yang mengejar sertifikasi halal melainkan juga negara islam minoritas pun mengejar sertifikasi halal. Salah satunya Kanada, negara itu mendatangkan penguji dari Indonesia untuk sertifikasi produk halal mereka. Hal ini dikarenakan kesadaran akan tingginya pasar konsumen muslim di Indonesia.

“Dampak mandatory ini luar biasa, bukan hanya ke dalam namun juga keluar,” Lanjutnya.

Rencana kedepan, Badan Produk Jaminan Halal akan melakukan sertifikasi halal secara bertahap. Tahap pertama akan dilakukan tahun 2024 khusus produk makanan dan minuman serta jasa dan hasil penyembelihan. Tahap kedua akan berlangsung pada tahun 2026 yang berfokus pada obat-obatan, kosmetik, produk kimia bahkan produk seperti perhiasan, perbekalan rumah dan alat kesehatan. Kemudian, tahap ketiga pada tahun 2029 hingga 2034 akan berfokus pada obat bebas, keras dan alat kesehatan kategori C dan B.

Kebijakan itu diambil karena pemerintah sadar jika dilakukan serentak dalam satu tahap, hal ini tidak akan terealisasi dengan baik. “Pemerintah sadar, mandatory ini tidak dapat dilakukan serentak,” imbuhnya.

Peran Universitas Airlangga melalui Airlangga Startup and Innovation (ATAVI) dari BPBRIN melakukan sosialisasi dalam mendukung proses ekspansi bisnis rintisan mahasiswa dan cara membangun Start-Up. Acara tersebut diselenggarakan di dua tempat dan dua hari untuk hari pertama yaitu dimulai tanggal 19 Maret 2024 yang bertempat di Co Working Space Gedung Inkubator Bisnis lantai 2, Kampus B jalan Dharmawangsa No.33, dan untuk har keduanya bertempat di Ruang 300, Gedung Kahuripan lantai 3,  Kampus C UNAIR. Tak hanya melakukan sosialisasi saja, tim Inkubator juga turut membuka program inkubasi bisnis yang akan ditutup pendaftarannya pada tanggal 31 Juli mendatang.

“Bisnis ini ibarat bayi jadi perlu diinkubasi agar bertumbuh kembang baik sebagaimana mestinya dan jangan takut untuk berbisnis. Ingat bisnis yang baik adalah bisnis yang bisa berjalan dan turut menyelesaikan permasalahan di masyarakat bukan hanya mengejar profit,” ujar Dr Achsania Hendratmi SE MSi selaku manager ATAVI, saat menjelaskan program inkubasi bisnis dari Inkubator UNAIR.

Inkubator UNAIR sendiri menyediakan berbagai program pengembangan bisnis untuk beberapa tenant yang dinaungi. Selain coaching, penyediaan kantor perusahaan sampai dengan pencarian investor (business matching) turut difasilitasi oleh mereka.

Sharing Session CEO Inkubasi Bisnis UNAIR

Tak hanya sekadar sosialisi Start-Up tim Inkubator juga turut mendatangkan CEO asal UNAIR yang turut masuk dalam salah satu tenant inkubasi. Mereka ialah Rama Arge Frismana CEO dari PT Vettalk Indonesia Group (VetTalk), Sely Novita CEO dari PT Wifery Sejahtera Indonesia (Teman Menyusui) yang mengisi acara pada hari pertama serta Dillon Arie Lesmana CEO dari PT Sae Kultura Indonesia (Jayanira)  dan Ilham Ahmad Kamil CEO dari PT Hidata Teknologi Digital (HiData) yang mengisi pada hari kedua.

“Tidak bisa bisnis itu hanya bisnis aja tapi entitasnya juga harus bisa dipertanggungjawabkan. Teman-teman harus bersyukur sekarang ada bantuan dari inkubator, yang awalnya hanya sekedar usaha yang omsetnya hanya cukup untuk makan sekarang cukup untuk kebutuhan,” ujar Drh Rama.

Dalam menciptakan suatu bisnis perlu adanya observasi untuk penetapan target pasar. Artinya produk yang akan dikembangkan harus mampu menyelesaikan permasalahan di masyarakat.

“Jika kita benar-benar ingin melakukan sesuatu, kita akan menemukan jalan. Jika tidak, kita hanya akan menemukan alasan,” pungkas Sely Novita.

Berbagai permasalahan itulah yang kemudian timbul menjadi suatu ide bisnis yang dapat menjadi potensi pasar yang besar.

“Dulunya saya merupakan karyawan swasta setelah menimbang keahlian di bidang roasting kopi dan banyaknya kebutuhan masyarakat akan kopi akhirnya mulai bisnis usaha di bidang kedai kopi yang awalnya sebelum masuk ke inkubator, setelahnya diadakan bantuan terkait transformasi bisnis bahkan hingga ke legalitas usaha”, ujar Dillon

Setelahnya pembuatan bisnis plan yang jelas untuk memaksimalkan tahap pitching atau presentasi bisnis untuk kerja sama atau pencarian investor.

“Bersyukurnya kami dapat beberapa fasilitas terkait ruang kantor yang bertempat di Gedung Inkubator hingga diadakan beberapa event yang terkait menemukan para investor hingga dana hibah kami dapat berkembang lebih baik lagi”, ungkap Ilham.

Universitas Airlangga  (Unair) sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia memiliki peranan penting untuk memajukan start up berbasis teknologi . UNAIR melalui Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN) berupaya meningkatkan perusahaan start up berbasis teknologi di lingkungan Unair yang inovatif dan mempunyai daya saing industri dalam negeri yang kuat.

Wirausaha baru (start up) dapat berperan penting dalam perekonomian. Peran startup berbasis teknologi penting di tengah rendahnya kapasitas industri lokal yang mapan untuk mengadopsi hasil riset lembaga penelitian dalam negeri atau hasil riset perguruan tinggi. Peningkatan jumlah dan kualitas perusahaan start up berbasis teknologi dapat diakselerasikan melalui peran sinergis para stakeholder yang memiliki peran penting untuk dapat menumbuhkembangkan dan menggerakkan perekonomian Indonesia dengan cara menggiatkan dan melakukan komersialisasi teknologi hasil riset.

Hal tersebut seperti tuturan ketua BPBRIN Unair Prof. Dr. Muhammad Nafik Hadi Ryandono S.E. M.Si. “Kami mendorong mahasiswa dan alumni dalam peningkatan rangking UNAIR di tingkat dunia dengan mengadakan seleksi Start Up Bootcamp ini.”

BPBRIN melalui ATAVI (Airlangga Startup and Innovation) menyelenggarakan kegiatan seleksi Airlangga Startup Camp  pada tanggal 15 -17 Februari 2024 bertempat di Airlangga Sharia & Entrepreneurship Education Center (ASEEC) Tower Kampus B UNAIR sebagai upaya tersebut. “Diharapkan seleksi ini mampu mendapatkan start up berbasis teknologi yang berkualitas dari alumni dan mahasiswa.” Sambung Nafik.

Rangkaian kegiatan ini akan dilakukan selama 3 Hari . “Peserta Airlangga Start Up Camp terdiri dari mahasiswa dan alumni di lingkungan UNAIR yang memiliki start up berbasis tekonologi.” Sambung Dr. Ari Prasetyo sekertaris BPBRIN.

Seminar Startup Inkubator Bisnis merupakan acara kewirausahaan Startup yang  diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Bisnis Rintisan Dan Inkubasi (BPBRIN) Universitas Airlangga (UNAIR).  Workshop ini dilangsungkan di Ruang Sriwijaya, ASEEC Tower, Kampus B Dharmawangsa UNAIR pada hari Rabu (20/12/2023), yang diselenggarakan dengan tujuan untuk menambah wawasan, kompetensi dan keahlian pada bidang startup utamanya startup yang dibina oleh bidang Inkubator Bisnis BPBRIN sebanyak lebih dari 200 peserta.

Kegiatan ini dibuka oleh sambutan Kepala BPBRIN yaitu Prof. Dr. Muhammad Nafik Hadi Ryandono S.E., M.Si. beliau menyampaikan bahwa tujuan utama dari acara ini adalah agar antar usaha startup saling kenal dan membantu, menekankan pada networking yang baik. Selain itu, para pelaku startup bisa dibantu untuk mengurus perizinan terkait badan hukum usaha, Merk, HAKI atau lembaga bisnis melalui Inkubator Bisnis UNAIR.
“Bahwa Wirausaha itu selain mempunyai mental yang kuat , tidak ada proses yang instan dalam menjalani bisnis, jika jatuh maka bangkit lagi gitu terus prosesnya”, ucap Prof nafik. Beliau menekankan pada strategi pertumbuhan usaha yang berkaitan pengembangan pasar dan kolaborasi, khususnya antar startup.

Penyampaian materi Aspek Hukum oleh Prof Mas Rahmah

Materi yang relevan

Agenda kali ini mengundang pembicara yang merupakan para pakar di bidang kewirausahaan dari Unair sendiri yang telah malang melintang yaitu Dr Achsania Hendratmi SE. M.Si yang mengisi materi terkait pelaporan Keuangan secara terstruktur dan sistematis, bahwa beliau menekan kan laporan keuangan haruslah terstruktur dan sistematis “Minimal ada 3 lah laporan keuangan, Laporan Rugi-Laba, Laporan Arus Kas (Cash Flow) dan Neraca” beliau juga menjelaskan bahwa bisnis kita harus berbeda bukan hanya sama seperti bisnis atau usaha yang konvensional yang hanya tahu untung terus dibuat kulakan, tapi harus jauh ke depan seperti menarik minat investor untuk ekspansi bisnis.

Selain Ibu Achsania, materi lain juga disampaikan oleh Prof. Dr mas Rahmah, S.H., M.H., L.L.M. terkait Aspek Hukum dan Kepatuhan, dalam materi yang disampaikan oleh beliau yaitu mengatakan bahwa Semua kegiatan Bisnis tidak terlepas dari Aspek Hukum, mulai dari Badan Usaha, Merk, Hak Cipta dan HAKI, Perjanjian kepada supplier, perjanjian kepada mitra bisnis dan sebagainya.

Selanjutnya ada pemateri dari Daruti Dinda Nindarwi, S.Pi., M.P. yang memaparkan materi terkait pengukuran kinerja dan Metrik. yaitu beliau menjelaskan gimana caranya menetapkan dan mengukur “Key Performance Indicators” atau biasa disebut KPI lalu bagaimana menetapkan analisis data dan laporan kinerja lalu terkait Evaluasi efektivitas strategi bisnis.

Lalu yang terakhir ditutup oleh pemateri yang merupakan salah satu pengajar kuliah bisnis di FEB Universitas Airlangga yaitu Dr. Ari Prasetyo, S.E. M.Si. terkait pengembangan tim dan kepemimpinan yaitu bagaimana mengelola tim yang efektif membangun budaya perusahaan dan bagaimana tipe kepemimpinan yang ideal. program semacam ini dilaksanakan demi untuk meningkatkan kualitas start up binaan dan memberikan pendampingan dalam mengelola usaha atau bisnis yang dijalankan untuk tetap eksis dikemudian hari.

Inkubator Bisnis Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi (BPBRIN) menerima kunjungan perwakilan dari Airlangga Global Engagement (AGE) Universitas Airlangga (Unair) mendampingi Student Inbound Officer Airlangga Hubs pada Rabu (10/01/2024). Kunjungan tersebut dilaksanakan di Ruang Kahuripan 305 Kampus C Universitas Airlangga.

Rombongan mahasiswa asing dari Student Inbound Officer Airlangga Hubs yang berjumlah tujuh orang mengunjungi BPBRIN untuk saling belajar mengenai proses pengelolaan dan bisnis yang merupakan inkubasi dari Inkubator Unair atau Airlangga Startup and Innovation (ATAVI).

Diskusi dan pengenalan Program Inkubator

Sekretaris BPBRIN Unair, Dr. Ari Prasetyo, SE., M.Si., mengucapkan terimakasih atas kunjungan dari teman-teman AGE dan Student Inbound dengan harapan bahwa ATAVI dapat membangun dan memajukan Startup yang ada di Unair, melalui pembinaan dan pelayanan yang diberikan oleh masing-masing pihak. Semoga Mahasiswa dari AGE bisa banyak belajar dan menjadi salah satu mitra Inkubator Unair.

Lalu untuk penjelasan terkait program dan kegiatan yang dilakukan dijelaskan oleh Dr. Achsania Hendratmi, SE., M.Si selaku koordinator Bidang Inkubator Bisnis  Beliau kemudian memberi gambaran mengenai program-program yang dijalankan oleh ATAVI saat ini. Sebagai sebuah Inkubator, ATAVI berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk tenant supaya nyaman dan berkembang, bentuk pelayanan yang diberikan Inkubator Bisnis dan Teknologi kepada tenant yang dibina meliputi kantor yang didalamnya terdapat fasilitas dan infrastruktur, mentoring dan consulting, workshops, assesments, linkage dan networking.

Kunjungan tersebut difokuskan untuk melakukan best practice dalam sejumlah hal terkait urusan pengembangan bisnis dari startup. Hal-hal yang dibahas di antaranya tentang keikutsertaan startup mulai dari proses sosialisasi, recruitment startup, bootcamp, business matching, Focus Group Discussion (FGD), Workshop dan Expo. Kesemuanya yang diharapkan memiliki tujuan akhir (business exit strategy) dari startup yang siap berkompetisi di pasar.

 

 

 

 

 

 

 

BPBRIN UNAIR – Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi UNAIR terus mendorong para pelaku Stratup di bawah Inkubator UNAIR dalam meningkatkan mutu dan kualitas. Terbukti salah satu Startup Inkubator Bisnis UNAIR bernama ,Spiralife berhasil mendapatkan predikat Startup Terbaik” dalam ajang Indonesia Agrofood & Tourism Insight 2022 (IASTI). Yang digelar pada Bulan November 2022.

Spiralife sendiri bergerak dalam bidang kesehatan tepatnya produksi mikroalga. Startup bentukan dari Amak Mohamad Yaqoub, SE., MSM  ini  sudah berdiri dari tahun 2010. Spiralife membudidayakan dan memproduksi berbagai senyawa aktif yang diekstrak dari mikroalga, yaitu phycocyanin, astaxanthin, beta-karoten, klorofil, dan fucoxanthin. Mereka juga menyediakan biomassa kering mikroalga. Produk Spiralife dipasarkan sebagai bahan baku untuk berbagai industri, misalnya makanan, kosmetik, suplemen kesehatan dan pakan ternak. Saat ini Spiralife fokus mengembangkan produksi spirulina yang dikemas dalam berbagai bentuk mulai dari kapsul hingga kemasan bubuk yang memudahkan pengguna dalam proses penggunaanya. Tidak hanya itu, Spiralife juga terus aktif dalam pengembangan  produksi secara ilmiah dengan menerbitkan jurnal ilmiah seputar mikroalga dan juga mengembangan jejaring internasional.

Selain itu, Spiralife menawarkan pabrik pengolahan minyak sawit sebagai pengolahan air limbah yang organik, ramah lingkungan, dan menguntungkan secara ekonomi. Pengiriman nilai utama adalah kualitas limbah industri yang lebih aman untuk dilepaskan ke alam. Manfaat ekonomi berasal dari produksi biomassa mikroalga selama perawatan. Produk biomassa dapat dipasarkan sebagai bahan baku industri pakan ternak dan pertanian atau dibagikan kepada masyarakat sebagai tanggung jawab sosial perusahaan.

Spiralife didirikan sebagai jawaban atas keprihatinan kami yang mendalam terhadap ketertinggalan Indonesia dalam memproduksi dan memanfaatkan produk mikroalga, padahal potensi yang dimiliki negara ini sangat besar.

Keberhasilan Spiralife dalam ajang IASTI juga berpotensi mendapatkan investor bisnis dari internasional untuk mendukung pengembangan bisnis anak bangsa ini. Di bawah badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi UNAIR, tidak hanya Spiralife, startup yang lain juga akan terus disupervisi dan ditingkatkan kualitasnya melalui berbagai program bootcamp serta pengembangan diri.

 

 

Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi melalui Inkubator Bisnis dan Teknologi mengadakan workshop selama dua hari di Hotel Bumi Surabaya. Workshop yang diikuti oleh start up binaan Inkubator Universitas Airlangga dipandu oleh dua narasumber yang fokus pada bidang pengembangan bisnis untuk menambah ilmu bagi para start up yang telah hadir. Prof. Dr. Fendy Suhariadi, M.T., yang merupakan Guru Besar Fakultas Psikologi di Departemen Psikologi Industri dan Organisasi. Dalam pemaparan Prof. Fendy di hari pertama menyampaikan materi terkait Analisis SWOT dan Analisis Beban Kerja. Pada kesempatan terakhir di hari pertama para start up yang hadir dalam Workshop diberikan penugasan terkait Analisis SWOT.

Hari kedua dihadirkan pula Cita Mellisa yang merupakan Head of IDX Incubator East Java at Indonesia Stock Exchange. Cita Mellisa yang memberikan gambaran terkait perkembangan start up dan bagaimana iklim start up di Indonesia. Pemaparkan yang disampaikan di hari kedua juga diisi oleh Koordinator Inkubator Bisnis dan Teknologi Dr. Achsania Hendratmi. Pada Acara yang berlangsung selama dua hari tersebut kemudian ditutup oleh Ketua Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inkubasi Dr. Muhammad Nafik Hadi Ryandono, S.E., M.Si. Program semacam ini dilaksanakan demi untuk meningkatkan kualitas start up binaan dan memberikan pendampingan dalam mengelola usaha atau bisnis yang dijalankan untuk tetap eksis dikemudian hari.