Kementerian Perindustrian Kunjungi Teaching Industry Cangkang Kapsul Rumput Laut
Indonesia merupakan negara tropis dengan kekayaan rumput laut yang melimpah, yaitu mencapai angka 11,27 juta ton pada tahun 2017 (BPS: 2017). Dalam rapat terbatas tanggal 12 Maret 2014, Presiden Republik Indonesia memberikan arahan untuk mendorong pengembangan industri berbahan baku rumput laut dalam waku 3-4 tahun.
Universitas Airlangga (Unair) pun turut mendukung program pemerintah tersebut dengan membangun teaching industry cangkang kapsul rumput laut. Teaching industry rumput laut yang dibangun adalah fasilitas produksi rumput laut nonpangan yang digunakan sebagai media pembelajaran serta penelitian mahasiswa dan peneliti rumput laut.
Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian mendukung penuh langkah Universitas Airlangga untuk mengembangkan cangkang kapsul berbahan baku rumput laut ini dengan menghibahkan mesin dan peralatan industri nonpangan berbahan baku rumput laut.
Sehubungan dengan hibah tersebut, pada tanggal 2 April 2019, Kemenperin melakukan kunjungan ke Universitas Airlangga. Agenda kunjungan kali ini untuk melakukan cek fisik dalam rangka audit kinerja Ditjen Industri agro T.A. 2018 pada bantuan mesin dan peralatan industri nonpangan berbahan baku rumput laut untuk pembuatan cangkang kapsul rumput laut.
Dalam kunjungan tersebut, koordinator inkubasi produk dan bisnis LPBI Achsania Hendratmi dan koordinator transfer teknologi LPBI Daruti Dinda menyampaikan presentasi mengenai target cangkang kapsul ke depannya. “Menurut data Kemenperin, diperkirakan setiap tahun ada 60 miliar konsumsi cangkang kapsul untuk produk farmasi. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia dengan 87 persen muslim dan 24 persen muslim dunia dari populasi global memerlukan kenyamanan dalam konsumsi cangkang kapsul halal,” ungkap Daruti. Achsania menambahkan bahwa target pasar yang difokuskan cangkang kapsul rumput laut adalah 936 juta per tahun.
Selain cangkang kapsul, teaching industry cangkang kapsul rumput laut ini juga akan memproduksi produk sampingan. “Produksi cangkang kapsul rumput laut dirancang zero waste dengan produk sampingan edible plastics (sedotan dan kantong plastik), sehingga semua bisa dimakan dan juga halal,” tutup Ketua LPBI Muhammad Nafik Hadi Ryandono. (rahartika)