Belajar Startup dari Negara Jepang
Startup di Indonesia belum memiliki pengelolaan ekosistem yang baik. Berkaca dari hal tersebut, pegiat startup Indonesia mengadakan talkshow bertajuk Oleh-Oleh dari Luar Negeri: Insight Ekosistem Startup dari Korea, Jepang, US, dan Canada (10/1). Bertempat di GeCo Coworking Space AJBS, acara tersebut dihadiri oleh pegiat startup dari Surabaya dan sekitarnya.
Staf Lembaga Pengembangan Bisnis dan Inkubasi (LPBI) Unair Ahmad Yusri Authoni turut hadir sebagai speaker dalam acara tersebut. Berbekal pengalamannya di bidang startup dan studi banding ke negara maju seperti Jepang, Yusri mengungkapkan bahwa industri di Jepang sangat mendukung pengembangan startup. “Industri startup di Jepang sudah memiliki ekosistem yang kuat, mulai dari inkubator, penyandang dana, maupun pemerintah, mereka sudah menjadi satu paket khusus,” ungkap Yusri.
Tak hanya inkubator dan penyandang dana, pemerintah Jepang juga berperan besar dalam pengelolaan ekosistem startup. “Ketika saya studi banding ke Leave a Nest, sebuah inkubator startup yang berbasis di Tokyo, ternyata dananya diperoleh dari CSR perusahaan-perusahaan besar dan startup yang pernah bekerjasama dengan mereka. Pemerintah juga mendukung dengan membentuk kawasan science park serta membentuk lembaga keuangan khusus yang mendanai startup. Berkat ekosistem yang kuat di Jepang, Leave a Nest yang didirikan para alumni Tokyo University memiliki pola inkubasi yang baik. Tidak hanya sebagai inkubator tetapi juga sebagai accelerator. Leave a Nest juga memiliki fasilitas yang lengkap seperti laboratorium untuk produk yang belum siap, sistem pengujian yang lengkap, bahkan pemasaran produk-produk startup juga dibina oleh inkubator ini.” imbuh Yusri.
Seperti yang sudah diketahui CSR (Corporate Social Responsibility) mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan lingkungan sekitarnya. Jepang menerapkan CSR pada startup-startup untuk mengembangkan bisnisnya tanpa takut merugi. Indonesia perlu belajar dari negara maju seperti Jepang, jika ingin memiliki pengelolaan ekosistem yang baik. “Saya berharap pola pengelolaan ekosistem startup seperti di Jepang bisa diterapkan di Indonesia agar startup di Indonesia bisa lebih berkembang” tutup Yusri.
Di tempat terpisah, koordinator inkubasi produk dan bisnis LPBI Achsania Hendratmi menerangkan bahwa LPBI berupaya mendampingi startup-startup yang sedang merintis karier. “Dengan adanya inkubator bisnis yang melakukan pendampingan, diharapkan akan memudahkan startup-startup dalam mengembangkan bisnisnya serta memiliki manajemen yang baik,” ujar Achsania. (rahartika)