Peran Unair dalam Ketersediaan Obat
Ketersediaan obat merupakan salah satu faktor penting bagi efektivitas pengobatan di Indonesia. Sayangnya, sebagian besar obat yang didapat berasal dari impor. Beberapa industri farmasi masih belum mampu menjawab kebutuhan.
Perguruan tinggi sebenarnya berpeluang untuk membantu pemerintah di dalam mencukupi permintaan obat. “Unair berkewajiban untuk memenuhi kesediaan bahan obat untuk memanfaatkan Sumber daya di Indonesia dan mengurangi impor secara perlahan melalui penelitian riset produk akademik” jelas Wakil Rektor IV Junaidi Khotib dalam sambutannya pada Pelatihan Uji Klinis dan Pendampingan Hilirisasi Inovasi Perguruan Tinggi (26/ 4).
Jika di cara konvensional, penelitian disimpan ke dalam laporan penelitian di perpustakaan, kini telah bergeser menjadi publikasi dan hilirisasi, sehingga memiliki dampak positif bagi masyarakat, baik berupa kesejahteraan kepada masyarakat maupun finansial kepada Negara. “Jaminan kualitas dari produk merupakan hal yang penting agar bisa bersaing dengan perusahaan besar yang sudah mapan,” lanjut Junaidi.
Pelatihan Uji Klinis dan Pendampingan Hilirisasi Inovasi Perguruan Tinggi ini menjadi penting bagi Unair untuk mendorong perkembangan dosen dalam melakukan inovasi. “Dengan adanya pelatihan ini kami berharap dosen Unair bisa turut andil mencukupi permintaan obat yang berkualitas dengan beragam hasil inovasinya tanpa perlu impor dari negara lain,” tutup Muhammad Nafik Hadi Ryandono selaku Ketua Lembaga Pengembangan Bisnis dan Inkubasi.
Ketersediaan obat merupakan salah satu faktor penting bagi efektivitas pengobatan di Indonesia. Sayangnya, sebagian besar obat yang didapat berasal dari impor. Beberapa industri farmasi masih belum mampu menjawab kebutuhan.
Perguruan tinggi sebenarnya berpeluang untuk membantu pemerintah di dalam mencukupi permintaan obat. “Unair berkewajiban untuk memenuhi kesediaan bahan obat untuk memanfaatkan Sumber daya di Indonesia dan mengurangi impor secara perlahan melalui penelitian riset produk akademik” jelas Wakil Rektor IV Junaidi Khotib dalam sambutannya pada Pelatihan Uji Klinis dan Pendampingan Hilirisasi Inovasi Perguruan Tinggi (26/ 4).
Jika di cara konvensional, penelitian disimpan ke dalam laporan penelitian di perpustakaan, kini telah bergeser menjadi publikasi dan hilirisasi, sehingga memiliki dampak positif bagi masyarakat, baik berupa kesejahteraan kepada masyarakat maupun finansial kepada Negara. “Jaminan kualitas dari produk merupakan hal yang penting agar bisa bersaing dengan perusahaan besar yang sudah mapan,” lanjut Junaidi.
Pelatihan Uji Klinis dan Pendampingan Hilirisasi Inovasi Perguruan Tinggi ini menjadi penting bagi Unair untuk mendorong perkembangan dosen dalam melakukan inovasi. “Dengan adanya pelatihan ini kami berharap dosen Unair bisa turut andil mencukupi permintaan obat yang berkualitas dengan beragam hasil inovasinya tanpa perlu impor dari negara lain,” tutup Muhammad Nafik Hadi Ryandono selaku Ketua Lembaga Pengembangan Bisnis dan Inkubasi.